Tuesday, June 3, 2025

do it over


 

do it over by WizTheMc, this song is fantastic. Sudah lama aku meninggalkan hobi ini yaitu menulis dan membaca. Sebelum menulis ini, aku baru saja tulisan-tulisan yang sudah kupublikasikan dan membuatku ingin bercerita lagi disini.

Sudah 10 bulan aku jauh dari rumah, bekerja jauh dari rumah, tinggal sendiri jauh dari keluarga. Banyak kejadian dan perasaan yang kuhadapi. Aku tidak membaca dan menulis selama jangka waktu itu, yang ada malah aku merajut so many things, mulai dari tempat tissue hingga gantungan kunci, sekarang ini aku sedang berusaha menyelesaikan beberapa rompi untuk teman-temanku.

Ahh, rasanya menyenangkan sekali bisa kembali mengetik di laptop ini. uwow, seru pol. Hari hari yang kujalani cukup teratur, pagi hari jam 9 aku masuk poli puskesmas, paling telat jam 10. lalu, di sela-sela jaga poli, aku merajut saat ga ada pasien. Jam 4 sore aku pulang karena jam pelayanan sudah selesai. Aku bekerja dari senin pagi sampai jumat sore, sabtu dan minggu sudah jelas aku hanya semedi di kamarku, scroll social media dan merajut lagi. Hari-hari berulang seperti itu selama 10 bulan kebelakang ini. Kadang juga aku menerima konsul pasien di hari libur.

Di sini setiap hari hujan. Kalau hanya hujan saja, aku akan menerobos hujan untuk ke poli. Kalau disertai angin atau badai, aku akan menunggu reda, baru masuk. my safety above everything. Jalan yang kulalui untuk ke puskesmas itu di pinggir laut, saat hujan itu laut akan berubah abu-abu, tetapi saat angin dan badai, laut akan menyeramkan dan menakutkan.

Awalnya karena bekerja di pedesaan, mungkin saja pasienku tidak ada setiap hari. Sekarang, aku menyesal pernah berpikir begitu. Pasien setiap hari ada, jadi kalau gak masuk sehari saja, rasa tidak nyamanku menjulang tinggi. Pasienku juga beragam, dan ada yang mengira kalau aku orang asli simeulue, padahal aku sudah berulang kali bilang, "Buk, saya gak bisa bahasa simeulue." pasienku ini tetap saja mencampur bahasa indonesia dan bahasa simeulue. Dia kira aku pura-pura tidak paham. Ya ampun. Kalau berbicara tentang pasien, ya kita akan berbicara mengenai karakter, jadi aku berjumpa keunikan setiap harinya.

Aku cukup menikmati hidupku saat ini. Aku cukup nyaman juga. Banyak perubahan yang terjadi, tapi tidak apa-apa. Bukankah begini seharusnya cara menjalani hidup?

Sedih? tentu kadang datang tanpa diundang. Perasaan ini membuatku tidak nyaman, tapi aku tetap meresapi emosi ini, agar menandakan bahwa aku adalah hamba Tuhan yang dikaruniai berbagai emosi.

By the way, aku akan memulai sesi hobiku kembali, aku baru saja check out a book on shopee, i am so excited. Tuesdays with Morrie by Mitch Albon. Buku ini terus-terusan lewat di beranda Tik Tok-ku, aku baca reviews dari mereka yang sudah membaca and i interest, so i decided untuk memiliki buku ini. Aku excited buku ini tiba kepadaku. Semoga benar menyenangkan untukku.

seandainya



Gigi manusia itu pertama kali ada berbentuk benih di usia 8 minggu kehamilan. Baru berbentuk titik yang dilapisi oleh membran untuk melindungi "bayi gigi" ini. Ketika bayi lahir, 20 biji mahkota gigi sudah terbentuk sempurna didalam tulang yang terlapisi gusi imut itu. lalu, 6 bulan pertama dengan bantuan energi dari emutan air susu ibu dari puting ibunya, akar gigi mulai tumbuh. di usia 6 bulan akar gigi menolak 'bayi gigi' ke arah gusi, sehingga muncullah gigi pertama bayi.

Orang tua sangat bahagia, "gigi pertama anakku sudah tumbuh, tapi anakku demam, aku takut." orang tua menghindari ke dokter gigi karena dalam hati lubuk hati terdalam masih ada rasa 'takut' ke dokter gigi. demamnya tidak kunjung reda, "tidak apa, ini tanda anakmu makin besar, gigi saja sudah tumbuh, syukurnya." pendapat seperti ini semakin menyakinkan orang tua untuk tidak ke dokter gigi.

Seandainya. seandainya orang tua tau jika anak yang tumbuh gigi itu normalnya adalah tidak demam. seandainya orang tua tahu jika demam itu karena pembersihan gusi anak belum maksimal. sebaiknya, setelah menyusui, gusi anak di lap menggunakan kasa yang dibasahi air hangat, termasuk juga lidah anak di lap. lalu, Bagaimana perasaan orang tua jika baru mengetahui ini setelah anaknya berusia 3 tahun dan giginya sudah tumbuh 20 biji dan giginya pun sudah ada bercak coklat di gigi depan atasnya?

seandainya. seandainya orang tua tau jika bercak coklat di gigi anak itu tidak normal, itu adalah karies, tidak bisa disembuhkan dengan sikat gigi, tapi harus di bawa ke dokter gigi agar dokter gigi melakukan penambalan untuk gigi yang bercak coklat tersebut sehingga di usia 4/5 tahun anaknya tidak sakit gigi di malam hari atau tidak bengkak pipinya karena gigi bolong besar? sehingga balitanya akan makan dengan enak, tidak sakit gigi sehingga tidak menghambat asupan nutrisinya. ketika kebutuhan nutrisi tercukupi, anak akan terhindar dari stunting, anak akan memiliki berat badan dan tinggi badan yang ideal.

seandainya. seandainya orang tua memberanikan diri untuk membawa bayinya sebelum 2 tahun ke dokter gigi, sebelum 20 gigi anak tumbuh semuanya, alangkah cantik dan sehat gigi anaknya sehingga di usia 6 tahun dapat tanggal (copot) dengan baik dan bisa berganti dengan gigi dewasa yang berjumlah 32 itu.

seandainya. seandainya orang tua tau jika memberikan makanan yang 'agak' keras seperti kunyah batang tebu, mengigit apel dan pir utuh, itu dapat membantu pertumbuhan rahang si anak sehingga gigi anak tidak berjejal saat tumbuh gigi dewasa karena kekurangan ruang untuk gigi dewasa yang besar-besar untuk tumbuh.

seandainya. seandainya orang tua tau tidak perlu panik jika anak belum tumbuh gigi pas di usia 6 bulan. karena apa? karena setiap manusia yang tuhan ciptakan itu berbeda-beda dan tentunya spesial. teori menyatakan jika anak belum tumbuh gigi pertama sampai usia 10-12 bulan itu tidak menjadi masalah, tetapi jika di usia 10 bulan-12 belum tumbuh, maka disarankan untuk konsultasi ke dokter gigi spesialis anak.

ini per-andai-an setiap aku melihat pasien kecilku yang datang bersama orang tuanya dan duduk berbincang di hadapanku. Ini adalah tulisan yang kutulis berbulan-bulan lalu, seandainya saat itu aku percaya diri untuk mempublikasikan, bagaimana jadinya?