Saturday, August 21, 2021

Wanna be
















Tadi malam, aku mengalami kejadian yang agak mengejutkan. Awalnya mau cuek aja, tapi aku gak bisa, jadinya aku malah terlibat. Kejadian ini udah aku ceritain ke teman-temanku, but still ingin aku tulis disini.

Seorang teman meneleponku, katanya ia diabaikan oleh temannya yang lain. Aku tidak mau membantu, tapi aku teringat jika posisiku di dia, akhirnya aku hanya sedikit membantu. Setelah mendengar alasan dia diabaikan, aku agak kesal pada diriku.

"Dia juga temanku. Kenapa ya aku gak bilang dari awal kalau akan begini jadinya?"

"Kenapa dengan teman-temannya itu, apa mereka selalu hidup dalam keberuntungan sehingga tega memperlakukannya begitu?"

"Aku hanya mendengar point of view-nya, aku butuh point of view teman-temannya baru bisa mengambil keputusan, tapi sebenarnya aku gak mau mendengar point of view mereka, aku merasa diriku tahu kelakuan mereka."

"Shit. kenapa aku harus terlibat ditengah-tengah mereka."

"Kenapa  dia dan his friends ini begini..."

Banyak pikiran lain yang lalu-lalang dikepalaku malam itu. Anehnya, satupun tidak kukatakan padanya, aku terlena mengangkat teleponnya dan berusaha menyelesaikan masalah untuknya.

"Dia bukan teman dekatku, untuk apa aku repot?"

Pemikiran sepicik ini pun sempat terlintas dibenakku, but syukurnya itu terhapuskan dengan segera. I know him, dia orang baik dan mungkin sering dipergunakan oleh orang-orang bad etiquette. Rasanya aku ingin menjelaskan padanya jika hidup ini gak mudah, pertemanan harus diseleksi dengan bijak, idiom sering digunakan saat menyindir, pura-pura bodoh kadang perlu, dan berusahalah untuk tidak mudah terpengaruh.

Aku tidak menyuruhnya untuk berteman denganku atau bergabung dengan circle-ku, tapi jika dia ingin bercerita dia boleh menghubungiku, mungkin aku akan menyisihkan waktuku sedikit untuk mendengar ceritanya. Jadi, aku sangat berharap dia menemukan lingkungan yang sehat dan tidak perlu terburu-buru untuk mendapatkan, karena segalanya butuh waktu.