Wednesday, September 2, 2020

Cerita apa yang kamu punya hari ini?

 















“Cerita apa yang kamu punya hari ini?”

“Kamu senang banget hari ini. Cerita dong.”

“Aku pingin cerita ini ni.”

Aku bisa bilang ini adalah pertanyaan yang menjadi kelemahanku. Kalau ada yang nanya begini, pinginnya itu pasti cerita semuanya, cerita dari mulai pagi hari sampai malam hari dan kalau bisa serinci mungkin.

Weird? Gak sih menurutku. Aku rasa pertanyaan atau pernyataan seperti ini sangat membantu teman ataupun siapapun untuk release stress mereka dan membagi beban mereka. Menurutku, ada hal-hal yang cuma ada dalam kepala dan gak bisa dijabarkan dengan kata-kata yang akhirnya membuat kita terdiam. Gak semua orang tau cara melepaskan beban mereka, lalu akhirnya diam memendam saja dan jadi bumerang buat diri sendiri. Dengan adanya pertanyaan ini, mereka secara gak sadar menceritakan apa yang terjadi, apa yag menjadi beban mereka. Kita dengar pun sudah cukup, karena gak semua orang ingin diberikan solusi. Ya, yang mereka butuhkan ya cuma dengarkan.

Aku pribadi sangat bersyukur punya teman dan kolega yang masih mau meluang waktu mereka sekedar untuk balas chat, dengarin cerita gak jelasku, dan juga punya keluarga yang sediain kuping setiap aku mau cerita.

Tiga hari yang lalu, aku gak sengaja ceritain tentang my deep secret yang kusimpan. Gara-gara “apa cerita yang kamu punya hari ini?”, bablas semuanya. Aku ceritain apa aja semuanya. Lemah banget emang aku kalau udah dapat pertanyaan begini.

Hari itu, kawan kami baru datang ke Banda Aceh setelah 5 bulan di bireun. So, kami mau ajak hang out. Maka terpilih keude kopi harvies sebagai tempatnya. Sebenarnya gak tau juga kenapa pilihnya harvies, mungkin karena udah nyaman aja sama tempat dan kopinya kali ya. Selama 3 jam duduk disitu lumayan banyak juga kami ngomong-ngomong sekaligus random juga. Ya dung, kalau gak random berarti itu presentasi.

Salah seorang kawan kami gak ikut karena maknya gak kasih izin. So, aku dan mai fren antar oleh-oleh dari mai fren bireun ke rumahnya. Tidak terlalu jauh, tidak terlalu dekat juga. Nah, akibat perjalanan tidak terlalu dekat kami ini, aku bablas semua. Tell all of my deep story to her. Nyesal aku. Maksudnya, aku menyesali diri yang kalau udah jumpa pertanyaan itu dan teman dekat bisa uncontrol banget. Alamiahnya, aku bukan seorang yang bakal tell my story ke anyone, tapi ntah kenapa kalau jumpa sama kawan dekat, dipancing sikit aja bisa keteteran semuanya.

Sampai ke rumah, aku jadi kepikiran. Kurang nyaman. Kepalaku mulai overthinking, mikirin hal yang aneh-aneh.

“Gimana kalo dia ceritain ke siapa-siapa?”

“Gimana kalo begini?”

“Gimana kalo begitu?”

yah, isi kepala mulai gak bisa dikontrol. other side, aku yakin juga temanku gak bakalan bocor, dia tipe yang keep secret. Nah, menurutku, gak usah takut orang itu bocor atau gak, yang penting cerita aja dulu. release stress dulu, nanti  baru deng mikir lagi.