Wednesday, January 4, 2023

Lagi


Aku menunggu disemangati, tetapi tidak kunjung datang. Aku cukup naif, ternyata.

Jika dapat kembali ke masa lalu, maka akan aku jahit mulutku agar tidak berbicara hal yang aneh-aneh. Oh ya, tidak menyemangati juga. Energi positif kuberikan, lalu dilempar kepadaku tidak semangatnya.

Sungguh melelahkan selayaknya memilin benang sepanjang lapangan bola. Apa melelahkan atau kesepian? Ah, bodoh, itu saja tidak bisa dibedakan.

Disana. Iya, disana. Mereka sedang mengulas kehidupanmu dan kamu disini, sedang berlutut untuk bangkit melukis masa depanmu. Bodoh, bodoh, bisanya kamu baik pada orang sejahat itu.

Kamu kira mereka memikirkanmu? Tidak. Itu hanyalah segerombolan manusia yang memikirkan diri sendiri. Kamu? Hanya aktor dalam cerita yang dikeluarkan mulut mereka.

Kamu! iya, kamu. Jangan terlalu merendahkan dia. Dia tidak menanggapimu karena sedang menyiapkan bom yang sewaktu-waktu akan ditempelkan ke badan angkuhmu itu. Halah, jangan terlalu tinggi saat bicara, soalnya tidak terdengar. Buang-buang suara saja.

Ah, tapi bagus juga sih. Kamu merendahkannya, itu berarti kamu sudah membangunkannya. Anak tidak ada harapan itu dulunya diselimuti ambisi. Siap-siap, dia akan datang menyerangmu tepat di depan wajahmu.

No comments:

Post a Comment