Saturday, January 28, 2023

Lucu


Aku punya rekomendasi lagu lagi, it's 'your shirt' dari chelsea cutler. Ini menceritakan tentang gagal move on. Melodinya enak didengar. btw, aku buta nada, jadi sebenarnya aku sok tau aja. wkwkwk, ngakak bgt melihat diri sendiri. Jadi, ini enak didengar aja. dah itu aja pokoknya.

Random things always the best. This one as example. Aku sedang meresapi rasanya tidak menjadi yang pertama, tidak menjadi cepat, tidak mengikuti timeline sosial, dan menjadi yang ditinggalkan.

Perasaannya tidak enak, awalnya. Terasa ingin mengejar untuk menyetarakan. Lumayan aneh. Awalnya juga merasa cemburu, tetapi lama-lama aku bisa mengikhlaskan. Aku mengikhlaskan dan menerima jika aku tertinggal untuk melapangkan dadaku. Aku butuh merdeka. Aku harus menyayangi tubuhku dengan cara membebaskan diriku dari segala yang membuatku pusing.

Setiap perasaan tidak enak itu datang. Aku akan belajar dan merajut. Belajar apa aja yang bisa dipelajari dan merajut apa saja yang ingin kurajut. lalu, jadilah barang-barang rajut yang random juga, sesuai mood.

Nah, saat udah bisa menerima kenyataan begini. Aku yang mencari perkara untuk diriku sendiri, mengajak seseorang berbicara. Aku keterlaluan sehingga kami berbicara terlalu dalam dan berakhir dia bilang aku nggak ada ambisi.

Serius nyesek sampai bikin emosi. Kan ambisi itu nggak harus di flexing kemana-mana, cukup diriku aja tau udah. Apa aku perlu pasang IG story betapa banyaknya ambisiku. Orang yang tampak lempeng-lempeng emang dikira yang menerima diinjak-injak gitu. Ih bikin emosi aja.

Ingin kutempeleng. Btw, emosi nggak ada gunanya, yang ada bikin tekanan darah naik saja, jadi mari kita lempeng dan apatis kembali.

Ambisiku cukup aku tau saja. Apa yang kuinginkan, kumimpikan, dan kucita-citakan cukup diriku saja yang tau. Hidupku adalah milikku, jadi terserah aku saja. Bye!

Tuesday, January 24, 2023

Dekat


"Kalau berteman itu jangan terlalu dekat. Pilih teman yang bisa di bawa ke rumah, yang bisa dibawa masuk atau tetap diluar saja, yang bisa dibawa ke kamar. Itu semua harus  dipilih. Jika terlalu dekat, takutnya jika sudah berjarak gak ada obatnya."

Itulah kata guruku, nasihat yang menjadi penutup malam itu. 

Kata-kata itu tergiang-giang di kepalaku, sehingga timbul peertanyaan “bukankah itu jahat jika sudah berteman tetapi menjadikan kecurigaan sebagai penghalang? Bagaimana bisa kita tidak percaya sepenuhnya pada teman kita? Ya kalau berjarak gitu, nggak usah berteman Aja sekalian.” Inilah pertanyaan yang kemudian terjawab tanpa kutanyakan pada orang-orang. Aku mendapatkannya setelah menjalani beberapa waktu kehidupanku.

Setelah mengalami banyak kejadian, aku berubah haluan menjadi setuju dengan nasihat guruku. 

Menjaga jarak adalah kunci untuk awet pertemanan. Kita nggak perlu tahu semua hal, kita nggak perlu ingin tahu mengenai masalah yang tidak perlu kita tahu. Ada hal yang menyakitkan yang sebaiknya tidak diketahui agar pertemanan tetap langgeng. Juga, ada hal yang menyenangkan yang sepatutnya disimpan dalam-dalam agar tak menimbulkan rasa iri di hati.

Komunikasi dan pemahaman adalah pasangan untuk jarak. Kita harus memberi tahu apa yang sepatutnya saja dan kita saling memahami yang kemudian akan memunculkan sifat saling menghargai. 

Dulu aku juga kira tidak perlu set boundaries antara teman, ternyata itu perlu. Boundaries yang sama-sama paham, jika kita melewatinya akan jadi bumerang untuk hubungan kita. 



Wednesday, January 4, 2023

Lagi


Aku menunggu disemangati, tetapi tidak kunjung datang. Aku cukup naif, ternyata.

Jika dapat kembali ke masa lalu, maka akan aku jahit mulutku agar tidak berbicara hal yang aneh-aneh. Oh ya, tidak menyemangati juga. Energi positif kuberikan, lalu dilempar kepadaku tidak semangatnya.

Sungguh melelahkan selayaknya memilin benang sepanjang lapangan bola. Apa melelahkan atau kesepian? Ah, bodoh, itu saja tidak bisa dibedakan.

Disana. Iya, disana. Mereka sedang mengulas kehidupanmu dan kamu disini, sedang berlutut untuk bangkit melukis masa depanmu. Bodoh, bodoh, bisanya kamu baik pada orang sejahat itu.

Kamu kira mereka memikirkanmu? Tidak. Itu hanyalah segerombolan manusia yang memikirkan diri sendiri. Kamu? Hanya aktor dalam cerita yang dikeluarkan mulut mereka.

Kamu! iya, kamu. Jangan terlalu merendahkan dia. Dia tidak menanggapimu karena sedang menyiapkan bom yang sewaktu-waktu akan ditempelkan ke badan angkuhmu itu. Halah, jangan terlalu tinggi saat bicara, soalnya tidak terdengar. Buang-buang suara saja.

Ah, tapi bagus juga sih. Kamu merendahkannya, itu berarti kamu sudah membangunkannya. Anak tidak ada harapan itu dulunya diselimuti ambisi. Siap-siap, dia akan datang menyerangmu tepat di depan wajahmu.