Sunday, November 13, 2022

Acak

Tau gak? aku itu anaknya random pake banget. Kepalaku ini ada-ada aja isinya. Kadang aku maunya gak usah mikir. Ya, otakku diam aja. Tidak perlu aktivitas gitu. Kalau di EKG, kalau bisa garis lurus ajaa gitu. Masalahnya, gak bisa. Ada aja yang melintas di kepala cantik ini.

Aku kan maunya nge-gembel aja di rumah. Makan-Tidur-Bangun-Berak-Nonton-Rajut-Makan lagi-Tidur. Sedap benar kalau pola hidupku begitu. Skip olahraga, bikin capek, keringatku keluar, habis itu kulitku gatal. Dengan alasan, duit ngalir terus kaya taik hidung pas lagi flu. 

Kalau bisa, kasusku kelar tanpa aku gunain otakku buat mikir susunan rencana perawatannya, psikologi pasien, keramahan suasana dental unit, dental fobia pasien, drama-drama keilmuanku yang bisa dibungkam dengan satu pertanyaan dan drama-drama perkoasan ini. 8 jamku untuk tidur, sisanya semuanya buat koas. koas is lyfe.  Ya Allah, aku merasa buat nafas aja capek, apalagi buka tutup mata, huftt butuh effort.

Mungkin kalau aku hidup di jawa, sabtu minggu aku akan sibuk nyari-nyari orkestra dimana gitu, buat plong-in kepalaku ini. Yah, yang isinya acak semua.

Oh ya, bisa gak sih mie instan itu menjadi makanan yang sehat? Aku suka banget mie, segala jenis mie sih sebenarnya, tetapi mie instan yang paling mudah dijangkau. Kadang ada saat aku udah menahan diriku untuk gak makan mie, eh pas ke market, godaan besar banget untuk gak ke rak mie, alhasil aku beli lagi mie instan. hihihi..

Ya Tuhan, ternyata seacak itu yaa....

Saturday, November 5, 2022

Review : Ngeri-Ngeri Sedap (Movie)

 

Btw sebelum kita mulai, aku punya rekomendari lagu lagi buat kalian yaitu lagunya Shallou yang berjudul here. Beuh, mantap benar lagunya, vibe-nya sendu abiss. I love lagu sendu. Rekom pokoknyaa.

Sorry, sebenarnya aku akan nulis ketika puyeng sama kegiatanku selama koas ini, ya semacam pelarian gitu. Aku juga belum percaya diri kalau semisal ada yang ikutin laman ini. Rasanya aneh cuy. Okey, Mari kita bahas mengenai film satu ini, sumatera punya barang ini, batak pride. Aku bukan batak tapi aku suka dengan film yang mengangkat isu perempuan begini.

Aku tahu film ini dari temanku. Waktu itu kami sedang makan siang di kantin sambil diskusi kasus-kasus yang kami kerjakan. eh, ntah bagaimana, temanku ini malah merekom film ini.

"Sit, ke harus nonton ya." aku jawab waktu itu, "ga janji." Oh ya, di Banda Aceh ini 'ke' kami pakai kata itu untuk merujuk 'kamu'. Kadang kami pakai kata 'kamu', kalau bicara dengan yang lebih muda atau orang yang baru kami kenal. Untuk sebaya dan saling kenal, biasanya ya 'ke'.

"Sit, wajib buat ke ini, ke pasti relate karena ke anak perempuan pertama."

"Sit, iyaa wajib, ke relate karena ke selalu ngalah."

Whattt! "memangnya aku selalu ngalah ya?" aku terkejut dengan apa yang dikatakan temanku ini. Aku tidak merasa mengalah, hanya saja aku tidak bisa berdebat, jadi aku akan memilih mundur saja.

Jadi, alhasil karena aku sudah termakan bujuk rayuan teman-temanku, aku pun menonton film ini. Wah, ini film sangat relate denganku, apalagi dengan tokoh sarma. Sarma yang awalnya kukira cuek terhadap masalah keluarga.

Film ini di awal-awal membosankan. Aku disuguhkan drama keegoisan orang tuanya, ayahnya yang ingin memamerkan keharmonisan keluarganya (padahal tidak), ibunya yang hanya bisa mengikuti kemauan ayahnya (tidak cukup kuat untuk melawan keinginan ayah), 3 orang anak yang kuliah  hingga bekerja di jawa (yang tidak mau pulang padahal ibunya sudah mohon-mohon untuk pulang), dan 1 anak perempuan yang menjadi tumbal dari 5 orang egois. 

Adegan yang membuatku nangis yaitu saat ibunya membongkar jika ingin cerai itu hanya pura-pura, agar 3 anak laki-laki mau pulang ke kampung, lalu mereka bilang kecewa kalau sarma sudah membohongi mereka. Awalnya, sarma diam, karena terus dibombardir, sarma tidak tahan, dan mengungkapkan semua yang terjadi padanya, apa yang sudah mereka melakukan kepadanya secara tidak sadar.

Jujur, aku menangis hingga sesenggukan di adegan, hingga aku berpikir, "gila aku, ngapain sih seheboh itu? padahal cuma adegan film." 

Mungkin, secara tidak sadar, aku adalah sarma untuk keluargaku. Semangat anak perempuan pertama, beban yang kamu pikul berat, jadi gak ada cara bertahan hidup selain semangat.

Wednesday, November 2, 2022

Harap


 Teman-temanku sudah menyelesaikan ujiannya. Dua dari lima teman dekatku ikut juga. Aku senang. Mereka bekerja keras untuk itu, jalan yang mereka tempuh sangat berliku. Jangan lupa untuk berterimakasih kepada diri kalian sendiri, teman.

Terimakasih sudah mengingatku dengan mengirimkan pesan pribadi kepadaku sebelum kalian ujian, aku sangat tersipu sekaligus terharu. Aku tentunya tidak memiliki keberanian untuk menyapa kalian terlebih dahulu, segan rasanya, dan aku rasa sudah memalukan mengeluhkan lelahnya perkoasan dengan kalian. Mungkin ditelinga kalian apa yang kukeluhkan hanyalah dongeng-dongeng yang sudah kalian lewati. Jadi, terimakasih sudah membuka pembicaraan denganku.

Aku turut senang melihat postingan euforia kalian di sosial media. Hatiku memang terasa tersentil saat melihatnya, tapi itu hanyalah perasaan pribadiku saja yang akhirnya kubagikan di laman pribadiku ini. Setengah diriku menyalahkan diriku, "mengapa aku tidak bisa secepat kalian?", tapi setengahnya lagi berteriak, "Ini bukan kamu yang lamban, Tuhan hanya terlalu menyayangimu dengan memantaskanmu sedikit lebih lama dari teman-temanmu."

Aku tahu yang seharusnya kulakukan, yaitu menonaktifkan sosial media agar tidak mengetahui apapun sehingga aku tidak perlu bersedih begini. Aku tidak perlu iri seperti ini. Aku tidak perlu sentimentil begini. Sekarang karena tanganku yang tidak bisa diam, aku jadi menggalau begini.

Ya Tuhan, kuatkanku dalam perjalanan ini, berikanlah pikiran yang jernih untuk menghadapi ini, bersihkan hatiku dari kedengkian terhadap yang hal tidak jelas ini.

Mereka tidak salah, yang salah itu aku karena tidak bisa menahan diri. Mereka hanya mengapresiasi diri, sedangkan aku tidak bisa menjaga mataku sehingga bisa melihatnya, lalu bersedih akibatnya. Ya Tuhan, aku berserah diri padamu.