Saturday, August 24, 2024

Simeulue



I will move to simeulue island for the next 2 years, insyaAllah, if god gimme the permission. I already got my penugasan khusus by Kemenkes RI 2 weeks ago. that means, I am gonna far away from my family. Meski sudah mempersiapkan diri, tetapi rasanya masih saja berat.

I am gonna left my lifestyle here and gonna try adapt. 

Ini adalah satu dari sekian yang ingin kucapai, melayani ke pelosok negeri, ternyata betulan dapat di pelosok, 150 km lepas pantai barat pulau sumatera. Sebelumnya disana sudah ada teman angkatanku, kira-kira 30 menit perjalanan dari puskesmas penempatanku. Awalnya aku akan berangkat dari Banda Aceh, berdua saja, bersama teman apoteker yang penempatan di pulau juga, tetapi beda puskesmas dan beda arah juga, eh eh seperti biasa, abangku ikut juga mengantarku.

Aku senang abangku ikut karena aku ada teman bicara dan teman yang bisa kurepotkan. Awalnya ayahku mau ikut, abistu Makku juga mau ikut, tapi jika mereka ikut bukannya pilihan yang terbaik karena mempertimbangkan kesehatan mereka, sehingga keputusannya abangku yang ikut. 

Ini adalah pengalaman pertamaku berada di dalam kapal ferry, bersama mobil, barang-barang, truk, ambulance, selama 16 jam. Rasanya itu menarik dan agak menantang. Aku hoyong.

Pas turun dari kapal, aku masih hoyong. Kami dijemput oleh pihak dinkes dan dalam mobil aku masih hoyong. Saat harus menandatangani berkas, tanganku bergetar. Aku dijemput oleh pihak puskesmas pakai mobil ambulance, ini membawaku nostalgia. Aku sering naik mobil ambulance saat aku kecil dulu, ternyata saat sudah dewasa pun aku dijemput pakai ambulance.

Perjalanan dari kota ke puskesmas penempatanku itu 30 km atau jarak tempuhnya 40 menit. Jalan disini bagus, ber aspal, jalan disini itu pas berada dipinggir pantai, jadi pas jalannya langsung berhadapan dengan pantai.

Kondisi disini masih asri, udaranya bersih, hewan-hewan peliharaan masih berkeliaran dijalanan, dan anak-anak masih bermain-main diluar. Hal yang paling membuatku takjub dalam perjalananku adalah aku melihat anak-anak pulang sekolah bergerombolan jalan kaki, ini tidak pernah lagi kuliat. 

Semoga Tuhan melindungi, meridhai, dan memberkahi perjalananku selama disini. Niatku sangat sederhana, yaitu ingin membantu orang sakit disini.

Saturday, May 25, 2024

Internship Era



one of the grateful things this year is being internship with my group. they are super supportive friends. as i said before, everything that begins must end.

ya, some obstacles pasti ada, alhamdulillah kami melalui dengan baik. as a chief maybe i am not always perfect and okey, i am sorry for everything.

i enjoyed my internship era meski ada saatnya berusaha melawan rasa berkeinginan untuk pulang ke Banda Aceh. Aku benar-benar butuh keluargaku. I need to see them. I need to share my story with them. I need them.

Kukira titik tersusah intership adalah saat aku apes hilang helm. Sejujurnya, aku sangat terkejut. Gimana mau ga terkejut. Baru beli dah hilang aja. yeah, another side ya karena itu bukan rezekiku. thanks for the people who helped me untuk mengatasi rasa repot ga ada helm.

eh ternyata, titik tersusahnya adalah urus dokumen untuk pemulangan. Aku rasa, bagi siapapun yang ga merasa dirinya repotin orang lain dan ga merasa dirinya menjadi penghambat orang, sesungguhnya kamu sudah merepotkan dan menghambat orang lain. Rese banget asli. 

aku tidak ingin melihat temanku on top, aku tidak ingin di atas sendiri. aku ingin bersama-sama di atas, jadi aku akan berdoa kepada Tuhan, semoga Tuhan memberi kesempatan kita berkumpul lagi di satu kesempatan sambil membawa cerita-cerita yang sudah kita kumpulkan. Tuhan sungguh maha baik karena mempertemukan kita dengan banyak luka-luka yang sama dan ceria yang sama juga. Terimakasih atas memori baik yang sudah tercipta.

Friday, May 24, 2024

Way

https://www.pexels.com/id-id/foto/foto-orang-yang-memegang-buku-2663851/

come on siti, you are in your way, just calm down and enjoy.

I am damn stress right now, for many times aku menyangkal, “i am not stress, i am okey, Nothing make me stress.until my dermatologist said “you must be stress, its affected your skin. Your acne and allergy flare up.” ooh, aku tambah stress. 2 weeks sebelum pulang ke Banda di awal bulan ini, kelopak mataku tiba-tiba bengkak, aku panik, karena kejadian bengkak begini sudah lama tidakk terjadi. Seingatku, terakhir terjadi itu pas koas stase anak, yang dikira DPJP, aku habis menangis. ya, my allergy flare up, tapi disangka menangisi nasib sebagai dek koas.

Setelah 2 minggu pasca balik ke sini and i am alone here, i can say that i am stress. There are a lot stuff in my brain

so, mari kesampingkan about my acne, tonight, in the middle of this night. lets talk about random stuff. Jadi, dulu aku pertama kali tertarik membaca buku itu pas SMP. Waktu SMP, aku punya Madam Elsa, she is a biology teacher yang menjadi guru pengganti dikelasku, beliau ini guru tetap kok disekolahku, tapi enggak ngajar di kelasku Aja.  She is young and cool. Jadi, beliau ini menceritakan betapa pentingnya membaca, membaca apapun, bukan hanya materi pelajaran.

Madam elsa merekomendasi untuk mulai baca dari bacaan yang kita suka, contohnya komik atau novel. Nah, aku coba lah ya baca komik. Waktu itu aku beli komik doraemon, makku ga setuju dengan baca komik. Yeah, ternyata aku enggak menikmati baca komik, kurang masuk gitu di aku.

and then, waktu itu ada teman sekelasku, she is smart, pretty, and cool. Dia maniak baca dan you know, bacaan dia bahasa Inggris semuanya. Oh lord, keren kali kan ya. Akhirnya, setelah nanya nanya ke dia, aku dibawain novel sama dia yang judulnya pinnochio. Itu novel bagus, tapi aku enggak bisa baca, karena apa? karena itu novel full english jaman dulu yang susahnya minta ampun, jadi lama gitu bacanya karena harus buka tutup kamus. Nah, pas SMP, bahasa Inggris ku juga jelek, intinya kamus all the time la, kamus oxford aku pinjam di perpustakaan. Oh ya, dulu aku punya alfalink, tapi vocab di alfalink ini terbatas. 

Nah, akhirnya aku balikin novel pinnochionya. Setelah itu, dia meminjamiku “diary of the wimpy kid”. Ini bahasa Inggris juga, temanku ini mengoleksi seriesnya secara lengkap. Aku bisa baca ini karena bahasa inggrisnya, bahasa Inggris yang sering dipake, tetap masih ada kamus kok untuk penunjangnya. Setelah menamatkan satu series novel ini, aku merasa klop sama novel. I think i will love novel. and yes, i love novel.

Kebetulan juga waktu itu mak suka dengan pameran buku dan toko buku. Makku itu enggak akan mau beli novel. Jadinya aku menabung uang jajan, biar nanti pas ke toko buku bisa beli novel. Sihiyy, senangnya. Ya Allah, aku masih bisa vibing senangnya padahal itu udah jaman kali.

Tau apa yang makku beli. RPUL. You know RPUL? Buku Rancangan Pengetahuan Umum Lengkap. She loved that. Kemudian, ensiklopedia. Lalu, buku yang “why?”, ini buku masih di jual di gramedia. Waktu itu belum ada gramedia di Banda Aceh, jadi makku pesan bukunya. Atau Makku akan bawa pulang buku dari perpustakaannya. Tiap minggu ada aja buku baru. dan, I was so excited. Aku baca. 

why my mom do that?, maybe coz my mom knew that i was a visual person. sedangkan aku baru menyadari diriku adalah visual type saat kuliah. Jadi, untuk menambah pengetahuan, aku harus melihat, ya salah satunya membaca.

Oh ya, dari SMP sampai SMA itu jajanku itu 10 ribu perhari. Nah, aku tabung semua duit jajan itu. Lalu, aku jajan apa? aku enggak jajan. Orang Abis jajan, aku diare. Jadinya aku juga setiap hari bawa bekal. Ada juga saatnya, aku muak sama bekal, tapi aku tetap makan bekal. Soalnya aku lebih takut sama makku.

Si duit tabungan itu kebanyakan untuk beli novel. Aku ingat, novel pertama yg aku beli itu hafalan shalat delisa. Waktu itu harga 70 an gitu, kalau tidak salah ya. Aku juga pernah beli novel di festival buku Bekas di gedung AAC dayan dawood, itu aku pergi sama ayahku, wuih 100 ribu dapat 3 novel ntah. Senangnya waktu itu.

Karena aku udah punya bekal suka membaca novel. To be honest, aku tidak terlalu susah saat harus membaca materi pelajaran atau buku-buku yang lumayan berat pembahasannya. Have you read “Sapiens” by yuval noah itu? I have. Itu lumayan berat pembahasannya, pusing, tapi cukup fun kok. Setelah baca itu, aku merasa isi buku ini kurang masuk aja di aku, cuma aku cukup happy karena menambah ilmu. 

Nah, pas aku kuliah, kan udah tuntutan juga untuk cari referensi dari buku teks dan jurnal. Aku juga tidak terlalu susah, tapi pas awal-awal tetap kesusahan kok, lama-lama sudah menemukan trik, jadi udah enak sendiri aja gitu. Ya, i think it all because nasihat Madam Elsa itu, coba aja baca dari bacaan yang disuka, nanti lama-lama jadi terbentuk kebiasaan membaca secara tidak sadar, dan itu akan memudahkan membaca kedepannya.

Monday, April 15, 2024

Dicari


 Pernah nggak sih dapat kiriman pesan yang bunyinya begini,

“Selamat ulang tahun siti, semoga bahagia selalu, sukses selalu, dan selalu mendapatkan keberkahan dan ridha.”

atau, yang begini,

“Selamat hari ulang tahun ya sayangku, semoga tambah sukses dan dewasa dalam segala dan InsyaAllah Allah Swt membuka pintu Rizki yang halal dan tak susah cara dapatin rizki ya. Aamiinn Allahumma Aamiinn.”

atau yang begini

“Selamat hari raya Idul fitri dari saya dan keluarga saya untuk keluarganya siti. Semoga ini menjadi awal yang baru dan semoga Tuhan selalu memberikan keberkahan dan Tuhan meridhai dalam setiap langkah.”

Dulunya, aku merasa clingy dan aneh kalau baca kata-kata yang begitu. Felt weird. 

Sekarang, aku merasa inilah seharusnya doa berbunyi, karena kehidupan ini sangat singkat, kita harusnya mencari keberkahan dan keridhaan dari Tuhan. Berkah dan ridha itu akan menghasilkan kelegaan, kemakmuran, dan kebahagiaan.

Pernah ngga sih di rekening tinggal sedikit saldo, tapi kok nggak habis-habis ya? aku tunjuk tangan. Aku pernah. Ketar-ketir cuy. Sungguh ketar-ketir dengan mulut dan hati berdoa kepada Tuhan.

Aku merasa ini adalah ridha dan keberkahan. Kenapa bisa terasa tidak habis-habis? ya 'mungkin' ini hasil dari doa, sehingga Tuhan memberkahi harta itu sehingga kita akan mempergunakan harta itu seperlunya dan sebaik-baiknya, jadinya kita akan merasa harta itu nggak habis-habis.

Sekarang, aku tunjuk tangan, aku ingin didoakan agar hidup dan matiku dalam keridhaan dan keberkahan dari Tuhan.

Wednesday, March 13, 2024

Jarak


Tadi, aku menyadari satu hal, yaitu aku cenderung mengambil jarak ketika perasaanku tidak enak pada satu hal. Aku rasa, ini kurang baik. Seharusnya, aku tidak boleh begitu. Orang lain tidak pantas aku perlakukan begitu.

Tapi, aku punya pembelaan untuk kejadian itu. 

Terakhir kali aku membangun pembicaraan dengannya, aku merasa kami mengakhirinya kurang baik dan lumayan menyinggung perasaanku. Tentu, aku tidak bisa konfrontasi, karena itu akan memperpanjang masalah. Jadi, aku memilih mengambil jarak, yaitu dengan 'beralasan memiliki kegiatan saat diajak berbincang'.

Aku sangat mencintai diriku, aku mencintai badanku, mencintai jiwaku, dan mencintai perasaanku. Aku tidak mau melukai diriku, aku tidak suka ketika aku tersinggung, aku tidak suka ketika aku terluka, aku tidak suka siapapun yang berusaha menyakitiku, dan jika memungkinkan aku berusaha orang lain tidak terluka olehku. Aku rasa, untuk menghindari terjadinya 'terluka' maka aku harus menghindar.

Di sisi lain, aku rasa orang lain tidak pantas dihindari tanpa mereka tahu penyebabnya apa, tetapi jika aku jelaskan, maka 'bisa jadi' mereka terluka. Nah, aku punya pemikiran jika orang lain juga tidak boleh terluka.

Aku cukup bingung dengan pemikiran ini. Apa ini yang dinamakan bahwa kita harus berada di lingkungan yang 'same energy' dengan kita? agar kita saling memahami dan tidak saling terluka.

Aku adalah tipe yang memulai perbincangan, aku tidak suka ketika prasangka mulai menyerangku.
"kayaknya dia jutek lah." dan prasangka lainnya, aku mengambil langkah menjadi yang pertama untuk perbincangan  ya untuk mmenghindari prasangka, tapi saat sudah bicara dan rese, maka aku akan mengambil jarak sejauh mungkin.

Oh ya, aku juga sudah mulai bisa menerima jika ada perbedaan pendapat. Kenapa? karena perbedaan lingkungan akan membuat cara pandang seseorang turut berubah juga.

Tidak bisa dipungkiri juga kalau aku bisa jadi menyebalkan atau tokoh antagonis di cerita orang lain. Jika sudah ada perasaan kurang nyaman, kesal, atau perasaan tidak enak lainnya, ya tidak ada yang salah, ya cuma tidak sefrekuensi saja. Take spaces is my choice.

Wednesday, September 20, 2023

Mimpi


Paling enak itu mimpi kan ya? Tidak butuh modal. Tidak butuh tenaga. 7 tahun lalu, “Mau masuk mana?” Itu pertanyaan yang sangat susah dijawab.

Mimpiku tidak muluk-muluk dan cenderung sangat sederhana yaitu mau memberi bantuan pada yang lain, sekecil apapun, layaknya tokoh dokter gigi kiriman dari ibukota di novelnya Andrea hirata, Maryamah Karpov. Aku tidak spesifik ingin menjadi dokter gigi, tapi Tuhan memberi jalan untukku menjadi dokter gigi ini.

Kalau jawab mau jadi apa mauku, takut tidak ada izin dari keluarga. Kalau jawab sesuai dengan keinginan orang tua, takut tidak lulus tes. Alhasil, “belum tau.” berulang di mulutku.

Percobaan pertama gagal. Percobaan kedua, alhamdulillah lulus. Maka, jadilah aku mahasiswa kedokteran gigi, yang berusaha untuk belajar dan belajar setiap hari. Salah satu hal yang paling kusyukuri saat itu adalah gaya baju sudah diatur sehingga aku setiap hari nggak perlu mikir mau pake baju gaya apa, yang kedua adalah dipertemukan dengan teman supportif.

Sebelum berdiri disini, memakai jas itu. Aku sering berpikir “aku punya dosa apa Aja ya sehingga Allah kasih jalan begini untukku.”. Aku mau dibentuk jadi seperti apa ya sampai guruku aja sampai bilang kalo mentalku nggak kuat. Aku mau digimanain sampe aku harus menjalankan 3 periode dengan satu kasus tersisa dan itu stuck. Aku ga bisa berprogres. Aku juga mau tau sebeda apa aku dengan temanku sampe dibilang, “kamu tau kesalahanmu apa? Kesalahanmu itu menyamakan dirimu dengan yang lain.” Memangnya aku ini gimana. 

This damn thought set on me very long time.

Before I got my hypocratic oath, I ask to my mom, "How's your feeling after so long to pay my college, and after that, I not only yours anymore, but my patient's own me, and if my true soulmate come, yaa i will be someones’s wifey?"

"Bagus lah. Memangnya harusnya begitu. "

Kamu tahu? aku mengekspektasikan jawaban yang menyentuh, yang ketika mendengarnya akan membuat hatiku bergetar atau apalah gitu yang drama. eh, yang pasti aku tidak bisa terlalu high expectation on my mom.

dikarenakan one of my 'dream' came true, lets make a new dream! mari lakukan yang lebih menantang, belum kapok soalnya.

Wednesday, September 13, 2023

Terimakasih



Ya Allah, Thanks for loving me this much and Alhamdulillah for I have survived these last almost 7 years. My highest honor to my teachers, deepest honor to my parents, highest respect to all my patients, and my appreciate to all my beloved friends, seniors, and juniors, who accompany me on this journey. All good things must come to the end, and I must make a new move for new good things. Its will be hot ride! 

Setelah membuat beberapa pertimbangan, aku rasa aku ingin menyimpan kenangan ini disini, karena tulisan-tulisan sebelumnya adalah kisah-kisah yang mengiringi untuk mencapai ini. Jika dibilang perjalanan sekolahku susah, maka bisa jadi, karena aku tidak mengklaim diriku yang paling susah, aku menyakini setiap bidang dan setiap orang memiliki titik struggle-nya masing-masing. let's respect each other!

Aku rasa masing-masing kita memiliki cerita yang menjadi titik balik dalam kehidupan perkuliahan kita dulu, cerita yang tidak bisa menghilang dalam kepala, cerita yang sanggup kita ulang berulang kali, cerita yang tidak semua orang yang merasakannya, dan akibat dari cerita itu  kita lebih menghormati diri kita sendiri dan orang disekitar kita.

Saat itu aku pakai baju pelindung diri warna hijau batang pisang, menunggu tibanya guruku yang ingin kujumpai guna menyelesaikan masalahku. Setelah menunggu semua yang lebih penting masuk, aku memberanikan mengetuk pintu, mengucap salam, dan berdiri berhadapan langsung dengan beliau, lalu diiringi dua orang teman yang juga ingin menghadap. Beliau mulai bertanya apa masalahku dan apa yang kuinginkan, aku pun menceritakan semuanya berdasarkan versiku, tanpa kututupi sedikitpun. Saat itu semua yang kubayangkan tidak sesuai dengan realita kejadiannya,

"Kamu tau kesalahanmu apa?"

"Saya melakukan perawatan diluar dok."

"Kamu tau kesalahanmu apa?" aku diam, aku tidak memiliki ide selain jawabanku sebelumnya.

"Kamu menyamakan dirimu dengan orang lain." Saat itu, aku sangat marah, tapi nggak bisa meluapkan emosiku hingga akhirnya aku diam saja dan mataku berair. Orang lain membayar uang kuliah sama denganku, kenapa aku beda. Ini adalah penyelesaian dari kejadian waktu itu , ya intinya  aku nggak suka diriku saat itu.

Hari ini aku mau bilang, “benar, itu adalah kesalahan saya, saya berbeda dengan yang lain, kenapa bisa waktu itu rasa takut saya sangat besar.” Dok, bolehkah saya bilang saya sangat berterimakasih atas bimbingan yang dokter berikan, dokter terimakasih atas ketidakmengertian akan kebodohan saya sehingga saya terus belajar. Dok, terimakasih tidak memapah saya dari A ke Z sehingga mencari tahu sendiri dan menemukan formulasi sendiri. Dok, terimakasih banyak untuk tidak meng-accept kasus saya dalam sekali pertemuan sehingga saya terus mengasah skill saya. Dok, terimakasih karena tidak memaklumi kelakuan saya sehingga saya terus membenahi diri. Dokter, terimakasih sudah meneriaki saya saat bungkam hanya gara gara satu pertanyaan responsi sehingga besoknya saya nggak waras tapi tetap mencoba waras untuk menghadap lagi. Dok, syukur Alhamdulillah saya masih sangat waras saat ini sehingga bisa menyelesaikan studi saya dan bisa memakai baju sederhana itu dengan berdiri tegak mengucap sumpah. 

Awal yang paling awal adalah terimakasih kepada diri sendiri yang sudah bertahan hingga hari ini dan hingga bisa menatap ke depan dengan mulut mengucap sumpah. Kepada Tuhan yang sudah memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga bisa melalui semua ini. 

Selanjutnya, kepada Guru-Guru yang sudah dengan sangat sabar menghadapiku dan mentransfer ilmu mereka kepadaku, rasanya aku ingin memeluk satu per satu mereka semua. Rasanya hadiah takkan cukup untuk membayar segalanya, aku berdoa agar Tuhan memberikan kesehatan, kebahagiaan, keberkahan dan umur yang panjang kepada mereka semua. 


Kepada orang tua yang sudah memberikan dukungan yang tak akan pernah aku dapatkan dari siapapun kecuali mereka. Rasanya sangat canggung jika harus mengatakan terimakasih atau memeluk mereka karena mereka sudah menemaniku hingga hari ini, maka biarkanlah aku menulis sepatah dua patah kata di halaman ini. Tidak begitu indah, tetapi cukup untuk meluapkan buncahan bahagia dan syukurku karena sudah memiliki mereka. 

Kepada Abang-abangku dan adik-adikku, selaku sponsor kedua, aku sangat bersyukur memiliki mereka, tempat aku meluapkan emosi, ya meskipun mereka menyerang balik. Tapi, bukankah begitu saudara? tidak seru jika tidak ada perdebatan hal yang tidak penting. Hihihi.

Kepada Ine. Ne, terimakasih banyak ya sudah mendengarkan keluh kesahku, meskipun aku tahu, ine tidak mengerti kadang mengenai keluh kesah perkuliahanku. Sama ne, aku juga nggak paham kadang ke ngomong apa. Tapi, seru dengar cerita ke, apalagi pas ke sedang berapi-api, itulah yang kutunggu-tunggu. Ne, akhirnya aku selesai kuliah di unsyiah, bukan di unimal kek 7 tahun lalu kuekspetasikan. Ne, aku akhirnya lulus dan Alhamdulillah masih waras. Gila ne, pengalaman ini keknya nggak bakal aku lupain. Ne, lanjut sekolah lagi yuk? Aku belum kapok nich.


Kepada Del dan Syipa, makasih banyak, aku mau peluk kalian. Kita menjalani banyak hal bersama. Aura kita terlalu gelap untuk membaur dengan mereka. Kita langsung dikenali saat membuat tingkah, kita memang terbaik dalam memulai satu masalah, tapi kita terbaik juga dalam bertahan. Jika kita tanding basket, maka kita pemenangnya, pertahanan kita sangat tangguh.


Kepada Bilaa, Sahwan, dan Cudee, terimakasih banyak karena sudah menjadi motivasi untukku agar cepat menyelesaikan studi dan sudah banyak membantu. Kita memang jarang keluar setelah kalian mengucap sumpah, ya mau bagaimana, kita sibuk dengan kegiatan masing-masing. Selanjutnya, jika Tuhan merestui kita berenam akan duduk bersama dan membicarakan hal acak hingga berjam-jam lamanya.


Kepada Ulan, Rizka, Iza, Ocut, aku sangat terharu masih bisa terhubung dengan kalian hingga hari ini. Aku tahu kalian masih melihat aku sebagai bocah SMP yang menangis di kantin pak Nur. Kalian tahu apa? aku sangat menyayangi kalian. Kalian yang mengenalkan kepadaku tentang indahnya menjalin pertemanan. Kita memang sudah jarang berjumpa, tapi disaat aku gila dengan bebanku, kalian tahu aku akan kembali mengirimi kalian berpuluh-puluh pesan di grup kita. Mau peluk kalian erat-erat. Ih foto terbaru kitaa minus izaa, tapi tak apaa yang penting izaa sehat selaluu...


Kepada Yauma, Yuri, dan Intan, makasi banyak sudah menemaniku dari SMA, kalian tahu? aku selalu suka dengan pembicaraan kita. Aku suka saat kita lupa waktu di rumah Yauma, omongin hal-hal yang menurutku baru. Aku jadi ingin mendengarnya terus menerus. "jadi, dimana klimaknya?" aku yakin kalian mengingat kalimat ini.

Menjalani studi dengan masa studi selama ini membuatku menyadari banyak hal. Tentunya, ada saatnya aku mau gila, aku dipenuhi pemikiran negatif, dan lain-lain yang aneh-aneh. Sangat melelahkan.

Satu bulan terakhir sebelum ujian kompetensi dilaksanakan, aku sangat bersyukur karena bisa bersama mereka, ada saatnya main dan ada saat belajar sampai mampus. Apalagi pas di medan, memang belajar dari subuh ke subuh sampai mampus, saling mengajari, saling menjaga, dan saling curhat jangan lupa. Kampus USU makasi banyak sudah mau terima kami dengan baik.


____

"Sit, bajumu kaya jemuran." kata temanku. 

Jujur saja, aku tidak marah, ya karena memang seperti itu. Warna jilbab, kemeja, rok, kaus kaki, dan sepatu beda semua, gimana nggak disebut jemuran. Ini adalah gaya pakaianku saat terlambat bangun pagi pas sekolah preklinik dulu. Anehnya, hampir setiap hari aku terlambat bangun karena bergadang menulis logbook yang nggak ada abis-abisnya. Funfactnya, logbookku tidak pernah benar-benar selesai hingga masa studi selesai. 

Ketika masuk masa klinik, gaya pakaianku sudah lebih baik, maksudnya ada banyak teman-temanku yang memuji padu padan pakaianku meskipun pakaiannya itu itu saja.

Kuliah itu sudah ada aturan pakaiannya. Harus pakai baju berkerah, berkain, tidak boleh bahan jeans, jilbab segitiga, wangi, bersih dan rapi. Aku tidak punya perasaan untuk satu ini, ini tuntutan ya dijalankan saja.

Tapi mau tau nggak? aku paling suka gaya pakaianku waktu nongkrong. Itu adalah gaya favoritku.



___

Gimana ya meskipun angkatanku banyak kurangnya, tetapi aku sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari angkatan ini dan menjadi bagian dari mereka. Kita memang yang terbaik dalam membuat masalah dan alhamdulillahnya kita juga yang terbaik dalam menyelesaikannya. Tuhan maha baik.

Makasih banyak guys untuk selama ini, sedih karena kita harus berpisah. Kalian yang jauh sudah kembali ke kampung halaman kalian, sedangkan yang dekat, kita sudah jarang bertatap muka karena kita memiliki prioritas yang berbeda. Senangnya, kita sudah berhasil mencapai goal kita masing-masing setelah bertahun-tahun lamanya.


___

29.08.2023

Tertanda sebagai hari yang akan selalu diingat hingga nantinya, karena kita mau perempuan ataupun laki-laki takkan ada yang panggil "ibuk" atau "Pak", semuanya disamakan menjadi "Dok"

Ya Allah, berikanlah kemampuan untuk kami mempergunakan ilmu kami dengan baik dan dapat kembali meluruskan niat setiap harinya. Berikanlah kami kemampuan untuk merealisasikan niat baik kami. Berikanlah kemampuan agar kami dapat membantu pasien-pasien kami. Berikanlah kesehatan kepada guru-guru kami, orang tua kami, pasien-pasien kami, teman-teman kami dan kami sendiri. dan berkahilah dan ridhailah hidup kami. Aamiin ya rabbal 'alamin.

____

Dok, mohon berkahi ilmu-ilmu saya. Dok, mohon ridhai perjalanan panjang saya ini. Dok, mohon terus membimbing saya untuk kedepannya. Dok, Alhamdulillah saya bisa selesai sekolah setelah sekian purnama. Terimakasih banyak dokterr-dokter.

Wednesday, April 26, 2023

Mereka



All parents are new learner. Aku sudah setuju dengan penggalan kalimat itu. Aku punya masa-masa blaming orang tuaku, "kenapa mereka begitu? kenapa mereka begini?" yah masih banyak lagi.

Padahal, mereka itu sama dengan aku. Sebelum mereka memiliki kami (My siblings and I), mereka hanya lajang yang minim pengalaman hidup dan mereka juga sama sepertiku sekarang ini, penuh dengan ambisi-ambisi masa depan. Ketika kami ada, maka akan menjadi pengalaman pertama untuk mereka memiliki anak. Ketika kami beranjak besar, maka akan menjadi pertama kali untuk mereka menghadapi bayi, batita, toddler, remaja pubertas dengan unstable emotionally, dan dewasa muda yang sok tahu mengenai kehidupan.

Aku punya cerita. Ketika aku SMP, aku sekolah di sekolah yang pulangnya sore, jadi harus makan siang di sekolah. Saat awal-awal sekolah, mamaku berusaha untuk antar nasi atau aku akan bawa bekal double di pagi hari, satu untuk makan di jam istirahat dan satu lagi untuk makan siang. So, I have story, dulu aku iri dan merasa sangat wow saat ada orang tua yang mengantar nasi ke anaknya dan menunggui hingga anaknya ambil, nggak ditaruh di lemari penitipan seperti aku. Saat udah beberapa waktu sekolah, orang tuaku mengkatering nasi dari "Tante" sekolah, dan tau apa yang terjadi? aku tifus. Aku langganan tifus 6 bulan sekali. Uhh, aku nggak suka tifus. Tifus bikin lemas. Kalau makan sembarang, pulang-pulang aku akan nangis merengek-rengek karena kulitku gatal.  Biasanya 1 atau 2 minggu pasca sembuh dari tifus, mamaku akan antar bekal lagi. Jujur, meskipun aku nggak ditunggui halnya anak lain, aku sudah sangat senang. Moodku langsung elevated. Oh ya, dulu orang tuaku juga ada rule, no junkfood. Jadi menurutku, junkfood adalah makanan mahal. Aku akan sangat senang kalau kami sekelas delivery junkfood. Yah, meskipun nanti pas pulang, aku akan gatal-gatal. 

Ketika aku sudah di umur segini, Aku juga menyadari kalau "saat itu" my mom is worker mom dan ayahku adalah busy dad. Saat itu, mereka sedang hidup dalam cita-citanya dan My sibling and I adalah bagian dari cita-cita mereka. Oh ya, mereka juga membuat kami mengerti tentang apa yang mereka lakukan. Mereka melakukan yang terbaik pada masa itu. Ketika masa cita-cita mereka sudah berlalu seperti sekarang, mereka tetap melakukan terbaik. Ada satu yang mereka punya sekarang tapi dulu tidak punya, yaitu waktu yang luang. Sekarang, ayahku cukup banyak melakukan aktivitas di rumah setelah masa pensiunnya dimulai.

Setiap berangkat sekolah, aku akan pergi dengan Ayahku, karena sekolahku dekat kantor ayahku. Aku akan sampai ke sekolah selalu cepat, nggak pernah telat. Padahal aku juga ingin telat. Oh ya, dulu juga dengar radio setiap pagi. Oz FM, sudah lama aku tidak mendengar penyiar kecintaanku. Pas berhenti traffic light, ayahku akan beli koran seharga 2 ribu dan aku akan baca judul headline pagi itu. Mamaku? selalu punya cerita mengenai murid-muridnya. Beberapa murid mamaku menjadi temanku dan menurut mereka, mamaku keren. Aku punya teman, yang dia adalah murid mamaku semasa sekolah dasar, dan awalnya, aku cukup kesal karena mereka selalu menceritakan mamaku. Saat ini, aku cukup senang saat mereka kembali mengulang cerita itu. Padahal, aku sudah mengingat runtutan cerita yang mereka ceritakan.

Aku melihat orang tuaku sebagai sosok yang terus belajar. Aku suka cerita apa saja yang terjadi denganku, dengan kuliahku, ya almost everything lah. Aku juga tahu kadang mereka kurang paham dengan bahan ceritaku itu, and you know? orang tuaku berusaha untuk mencari tau dan berusaha untuk mengerti. Internet hit everything. Mereka browsing dan mereka berusaha untuk mengerti, maka jadilah mereka mengerti. Aku sangat tersanjung dengan itu. 

Sekarang, saat sudah memasuki usia dewasa muda begini, aku sangat bersyukur memiliki mereka. Mereka sangat suportif di setiap langkah-langkah yang kujalani. Setiap ada kegagalan yang merintangi jalanku, mereka cukup mengerti alasan-alasan kegagalan itu terjadi dan mereka cukup menahan diri untuk tidak memaksaku. 

Saat aku kehilangan kontrol terhadap diriku, mereka juga mengerti mengapa aku bisa begitu. Mereka adalah orang tua yang tidak bisa dibohongi, meskipun usia sudah melampaui setengah abad, kurasa aku lebih kurang update dari mereka. Terimakasih banyak.

Tulisan ini memang tidak rapi, apalagi indah. Aku menulis ini sebagai caraku mengungkap rasa syukur memiliki mereka.

Monday, February 6, 2023

Itu


Kali ini aku tidak merekomendasi judul lagu. Kali ini aku merekomendasikan satu surah yang sangat romantis menurutku yaitu surah Maryam. Surah yang diturunkan Tuhan untuk menjelaskan kepada manusia mengenai wanita yang begitu mulia dan begitu dicintai-Nya dalam kesendiriannya dan ketaatannya. Disini juga begitu romantis saat Nabi Isa diberi mukjizat bisa berbicara saat bayi dan Nabi Isa membela Ibunya. Ya Allah, kenapa bisa seromantis itu ya?

Mari kita bahas sesuatu yang random lagi. Aku baru saja menonton video di Tik Tok, isi videonya itu membahas gaya hidup di Norway. Slow living, rata-rata masyarakat disana menganut konsep ini. Aku penasaran dan membuat riset-riset kecil-kecilan mengenai ini. Setelah membaca dan membaca, aku merasa ini bisa sedikit menjadi jawaban atas masalahku. Aku rasa masalahku bukanlah tidak berambisi, tapi aku melakukan semua hal dengan perlahan dan meresapi proses yang ada, sehingga bagi orang yang tidak mengenal, mereka akan berpikir jika aku lempeng dan tidak ada tujuan, ya sedikit sama dengan konsep slow living ini.

Aku dapat kata-kata yang bagus untuk mendeskripsikan slow living ini dari website eiger. Maaf aku sedang nggak mood riset hingga paper. I think website is enough. Begini kata-katanya, Slow living bisa diartikan dengan hidup lambat, tetapi lambat di sini bukan berarti tidak berprogres, hanya saja fokusnya diubah, dari lebih cepat lebih baik ke melakukan semua hal dengan kecepatan yang tepat.

Kuncinya disini ada di fokus, yang awalnya fokusnya ke lebih cepat, tetapi merubah haluan ke menetapkan kecepatan yang tepat. Setiap orang itu spesial dan setiap orang memiliki kecepatan yang berbeda. Setiap orang memiliki waktunya masing-masing. Si A menetapkan bulan 5 itu sudah pantas, tetapi bagi Si B itu terlalu cepat sehingga dia merasa belum pantas. Si A dan si B memiliki kecepatan yang berbeda.

Jika kita ngomongin timeline/kecepatan begini, aku jadi teringat ke pelajaran dasar di bagian ortodontik. Ini mata kuliah susahnya minta ampun, dulu pas buat logbook sambil diiringi aliran air mata yang baru berhenti kalau sudah ketiduran, eh besok pagi kelopak mata jadi bengkak dan pas di jalan ke kampus naik motor, ya Allah pedis cuy mataku karena kena angin. 

Nah, dalam menganalisis kasus ortodontik ini salah satunya kita harus analisis usia biologiknya dan usia fisiologinya pasien. Usia fisiologi itu ya kaya usia yang kita rayain ulang tahun, yang bisa dihitung angka, 1 tahun, 2 tahun ya 23 tahun. Usia yang dihitung dari hari pertama kelahiran hingga hingga hari ini. Sedangkan, usia biologik itu usia perkembangan tubuh seseorang lah bisa dibilang, perhitungannya bukan dalam angka tetapi dalam stage, ada stage I, stage II, tergantung dari metode yang kita pakai.

Kasus ortodontik itu sangat butuh tuh ketepatan antara usia biologik dan usia fisiologi, untuk menetapkan rencana perawatan dan usia biologik yang paling penting disini. Bisa aja nih usianya udah 13 tahun perempuan tetapi secara biologik dia belum mencapai stage III, yang seharusnya dia sudah melewati stage itu. eh pas di cek dengan metode lain, memang belum mencapai puncak pertumbuhan, so it's okay. Kita nggak bisa paksain tubuh pasien yang usia 13 tahun ini (usia fisiologisnya) mencapai stage III (usia biologisnya) dalam waktu itu harus tercapai terus, alias dipaksain, nggak bisa begitu bro, karena apa? karena tubuh kita ini punya waktu dan kecepatan yang berbeda untuk tumbuh dan berkembang. Tubuh satu pasien dan pasien lainnya itu berbeda, makanya dibilang setiap orang itu spesial. 

Setiap orang itu spesial, jadi yang mau aku bilang itu adalah kita nggak perlu selalu menjadi cepat dan dapat target, kita bisa juga kok lambat dan belum dapat. Awalnya memang menyakitkan, lama-lama kita bisa menerimanya kok. Waktu orang itu berbeda-beda.

Mungkin kita perlu meresapi langkah-langkah yang sudah kita ambil, kita perlu menerima dan menikmati semua keputusan yang sudah kita ambil, kita perlu meneguk segelas kopi tidak terburu-buru seperti yang biasanya kita lakukan, kita perlu mengigit satu sisi donat dan merasakan betapa lembut adonannya itu, atau kita perlu duduk tanpa ada keributan di dalam kepala ini, atau bisa jadi kita perlu mengosongkan segala sifat kedengkian dan kecemburuan dari hati kita. Tuhan maha baik, kita mungkin selama ini kurang dalam menikmati nikmat-Nya. 

Oh ya, dulu juga aku kira setiap penyakit itu perawatannya harus diresepkan obat atau dikasih tindakan. Ternyata nggak. Observasi juga termasuk rencana perawatan. Observasi itu memantau, ya kita memantau perkembangan pasien, hanya memantau saja, nggak ada tindakan yang diberikan, memantau hingga kita dapat timing yang pas untuk diberi tindakan kepada pasien itu. Jadi, kadang kita hanya perlu melakukan suatu hal tanpa tergesa-gesa, secara pelan-pelan, bukan berhenti ya, tapi pelan-pelan.

Aku belum mencapai slow living concept itu, tapi sepertinya aku yang sekarang mirip seperti itu. Aku menjadi begini ya karena goals yang kubuat jauh  melesetnya, maka jadilah begini. Jadi, melambat.

Oh ya, aku nggak tau kenapa bisa fontnya bisa beda begitu.


Saturday, January 28, 2023

Lucu


Aku punya rekomendasi lagu lagi, it's 'your shirt' dari chelsea cutler. Ini menceritakan tentang gagal move on. Melodinya enak didengar. btw, aku buta nada, jadi sebenarnya aku sok tau aja. wkwkwk, ngakak bgt melihat diri sendiri. Jadi, ini enak didengar aja. dah itu aja pokoknya.

Random things always the best. This one as example. Aku sedang meresapi rasanya tidak menjadi yang pertama, tidak menjadi cepat, tidak mengikuti timeline sosial, dan menjadi yang ditinggalkan.

Perasaannya tidak enak, awalnya. Terasa ingin mengejar untuk menyetarakan. Lumayan aneh. Awalnya juga merasa cemburu, tetapi lama-lama aku bisa mengikhlaskan. Aku mengikhlaskan dan menerima jika aku tertinggal untuk melapangkan dadaku. Aku butuh merdeka. Aku harus menyayangi tubuhku dengan cara membebaskan diriku dari segala yang membuatku pusing.

Setiap perasaan tidak enak itu datang. Aku akan belajar dan merajut. Belajar apa aja yang bisa dipelajari dan merajut apa saja yang ingin kurajut. lalu, jadilah barang-barang rajut yang random juga, sesuai mood.

Nah, saat udah bisa menerima kenyataan begini. Aku yang mencari perkara untuk diriku sendiri, mengajak seseorang berbicara. Aku keterlaluan sehingga kami berbicara terlalu dalam dan berakhir dia bilang aku nggak ada ambisi.

Serius nyesek sampai bikin emosi. Kan ambisi itu nggak harus di flexing kemana-mana, cukup diriku aja tau udah. Apa aku perlu pasang IG story betapa banyaknya ambisiku. Orang yang tampak lempeng-lempeng emang dikira yang menerima diinjak-injak gitu. Ih bikin emosi aja.

Ingin kutempeleng. Btw, emosi nggak ada gunanya, yang ada bikin tekanan darah naik saja, jadi mari kita lempeng dan apatis kembali.

Ambisiku cukup aku tau saja. Apa yang kuinginkan, kumimpikan, dan kucita-citakan cukup diriku saja yang tau. Hidupku adalah milikku, jadi terserah aku saja. Bye!

Tuesday, January 24, 2023

Dekat


"Kalau berteman itu jangan terlalu dekat. Pilih teman yang bisa di bawa ke rumah, yang bisa dibawa masuk atau tetap diluar saja, yang bisa dibawa ke kamar. Itu semua harus  dipilih. Jika terlalu dekat, takutnya jika sudah berjarak gak ada obatnya."

Itulah kata guruku, nasihat yang menjadi penutup malam itu. 

Kata-kata itu tergiang-giang di kepalaku, sehingga timbul peertanyaan “bukankah itu jahat jika sudah berteman tetapi menjadikan kecurigaan sebagai penghalang? Bagaimana bisa kita tidak percaya sepenuhnya pada teman kita? Ya kalau berjarak gitu, nggak usah berteman Aja sekalian.” Inilah pertanyaan yang kemudian terjawab tanpa kutanyakan pada orang-orang. Aku mendapatkannya setelah menjalani beberapa waktu kehidupanku.

Setelah mengalami banyak kejadian, aku berubah haluan menjadi setuju dengan nasihat guruku. 

Menjaga jarak adalah kunci untuk awet pertemanan. Kita nggak perlu tahu semua hal, kita nggak perlu ingin tahu mengenai masalah yang tidak perlu kita tahu. Ada hal yang menyakitkan yang sebaiknya tidak diketahui agar pertemanan tetap langgeng. Juga, ada hal yang menyenangkan yang sepatutnya disimpan dalam-dalam agar tak menimbulkan rasa iri di hati.

Komunikasi dan pemahaman adalah pasangan untuk jarak. Kita harus memberi tahu apa yang sepatutnya saja dan kita saling memahami yang kemudian akan memunculkan sifat saling menghargai. 

Dulu aku juga kira tidak perlu set boundaries antara teman, ternyata itu perlu. Boundaries yang sama-sama paham, jika kita melewatinya akan jadi bumerang untuk hubungan kita.