Ya Allah, Thanks for loving me this much and Alhamdulillah for I have survived these last almost 7 years. My highest honor to my teachers, deepest honor to my parents, highest respect to all my patients, and my appreciate to all my beloved friends, seniors, and juniors, who accompany me on this journey. All good things must come to the end, and I must make a new move for new good things. Its will be hot ride!
Setelah membuat beberapa pertimbangan, aku rasa aku ingin menyimpan kenangan ini disini, karena tulisan-tulisan sebelumnya adalah kisah-kisah yang mengiringi untuk mencapai ini. Jika dibilang perjalanan sekolahku susah, maka bisa jadi, karena aku tidak mengklaim diriku yang paling susah, aku menyakini setiap bidang dan setiap orang memiliki titik struggle-nya masing-masing. let's respect each other!
Aku rasa masing-masing kita memiliki cerita yang menjadi titik balik dalam kehidupan perkuliahan kita dulu, cerita yang tidak bisa menghilang dalam kepala, cerita yang sanggup kita ulang berulang kali, cerita yang tidak semua orang yang merasakannya, dan akibat dari cerita itu kita lebih menghormati diri kita sendiri dan orang disekitar kita.
Saat itu aku pakai baju pelindung diri warna hijau batang pisang, menunggu tibanya guruku yang ingin kujumpai guna menyelesaikan masalahku. Setelah menunggu semua yang lebih penting masuk, aku memberanikan mengetuk pintu, mengucap salam, dan berdiri berhadapan langsung dengan beliau, lalu diiringi dua orang teman yang juga ingin menghadap. Beliau mulai bertanya apa masalahku dan apa yang kuinginkan, aku pun menceritakan semuanya berdasarkan versiku, tanpa kututupi sedikitpun. Saat itu semua yang kubayangkan tidak sesuai dengan realita kejadiannya,
"Kamu tau kesalahanmu apa?"
"Saya melakukan perawatan diluar dok."
"Kamu tau kesalahanmu apa?" aku diam, aku tidak memiliki ide selain jawabanku sebelumnya.
"Kamu menyamakan dirimu dengan orang lain." Saat itu, aku sangat marah, tapi nggak bisa meluapkan emosiku hingga akhirnya aku diam saja dan mataku berair. Orang lain membayar uang kuliah sama denganku, kenapa aku beda. Ini adalah penyelesaian dari kejadian waktu itu , ya intinya aku nggak suka diriku saat itu.
Hari ini aku mau bilang, “benar, itu adalah kesalahan saya, saya berbeda dengan yang lain, kenapa bisa waktu itu rasa takut saya sangat besar.” Dok, bolehkah saya bilang saya sangat berterimakasih atas bimbingan yang dokter berikan, dokter terimakasih atas ketidakmengertian akan kebodohan saya sehingga saya terus belajar. Dok, terimakasih tidak memapah saya dari A ke Z sehingga mencari tahu sendiri dan menemukan formulasi sendiri. Dok, terimakasih banyak untuk tidak meng-accept kasus saya dalam sekali pertemuan sehingga saya terus mengasah skill saya. Dok, terimakasih karena tidak memaklumi kelakuan saya sehingga saya terus membenahi diri. Dokter, terimakasih sudah meneriaki saya saat bungkam hanya gara gara satu pertanyaan responsi sehingga besoknya saya nggak waras tapi tetap mencoba waras untuk menghadap lagi. Dok, syukur Alhamdulillah saya masih sangat waras saat ini sehingga bisa menyelesaikan studi saya dan bisa memakai baju sederhana itu dengan berdiri tegak mengucap sumpah.
Awal yang paling awal adalah terimakasih kepada diri sendiri yang sudah bertahan hingga hari ini dan hingga bisa menatap ke depan dengan mulut mengucap sumpah. Kepada Tuhan yang sudah memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga bisa melalui semua ini.
Selanjutnya, kepada Guru-Guru yang sudah dengan sangat sabar menghadapiku dan mentransfer ilmu mereka kepadaku, rasanya aku ingin memeluk satu per satu mereka semua. Rasanya hadiah takkan cukup untuk membayar segalanya, aku berdoa agar Tuhan memberikan kesehatan, kebahagiaan, keberkahan dan umur yang panjang kepada mereka semua.
Kepada orang tua yang sudah memberikan dukungan yang tak akan pernah aku dapatkan dari siapapun kecuali mereka. Rasanya sangat canggung jika harus mengatakan terimakasih atau memeluk mereka karena mereka sudah menemaniku hingga hari ini, maka biarkanlah aku menulis sepatah dua patah kata di halaman ini. Tidak begitu indah, tetapi cukup untuk meluapkan buncahan bahagia dan syukurku karena sudah memiliki mereka.
Kepada Abang-abangku dan adik-adikku, selaku sponsor kedua, aku sangat bersyukur memiliki mereka, tempat aku meluapkan emosi, ya meskipun mereka menyerang balik. Tapi, bukankah begitu saudara? tidak seru jika tidak ada perdebatan hal yang tidak penting. Hihihi.
Kepada Ine. Ne, terimakasih banyak ya sudah mendengarkan keluh kesahku, meskipun aku tahu, ine tidak mengerti kadang mengenai keluh kesah perkuliahanku. Sama ne, aku juga nggak paham kadang ke ngomong apa. Tapi, seru dengar cerita ke, apalagi pas ke sedang berapi-api, itulah yang kutunggu-tunggu. Ne, akhirnya aku selesai kuliah di unsyiah, bukan di unimal kek 7 tahun lalu kuekspetasikan. Ne, aku akhirnya lulus dan Alhamdulillah masih waras. Gila ne, pengalaman ini keknya nggak bakal aku lupain. Ne, lanjut sekolah lagi yuk? Aku belum kapok nich.
Kepada Del dan Syipa, makasih banyak, aku mau peluk kalian. Kita menjalani banyak hal bersama. Aura kita terlalu gelap untuk membaur dengan mereka. Kita langsung dikenali saat membuat tingkah, kita memang terbaik dalam memulai satu masalah, tapi kita terbaik juga dalam bertahan. Jika kita tanding basket, maka kita pemenangnya, pertahanan kita sangat tangguh.
Kepada Bilaa, Sahwan, dan Cudee, terimakasih banyak karena sudah menjadi motivasi untukku agar cepat menyelesaikan studi dan sudah banyak membantu. Kita memang jarang keluar setelah kalian mengucap sumpah, ya mau bagaimana, kita sibuk dengan kegiatan masing-masing. Selanjutnya, jika Tuhan merestui kita berenam akan duduk bersama dan membicarakan hal acak hingga berjam-jam lamanya.
Kepada Ulan, Rizka, Iza, Ocut, aku sangat terharu masih bisa terhubung dengan kalian hingga hari ini. Aku tahu kalian masih melihat aku sebagai bocah SMP yang menangis di kantin pak Nur. Kalian tahu apa? aku sangat menyayangi kalian. Kalian yang mengenalkan kepadaku tentang indahnya menjalin pertemanan. Kita memang sudah jarang berjumpa, tapi disaat aku gila dengan bebanku, kalian tahu aku akan kembali mengirimi kalian berpuluh-puluh pesan di grup kita. Mau peluk kalian erat-erat. Ih foto terbaru kitaa minus izaa, tapi tak apaa yang penting izaa sehat selaluu...
Kepada Yauma, Yuri, dan Intan, makasi banyak sudah menemaniku dari SMA, kalian tahu? aku selalu suka dengan pembicaraan kita. Aku suka saat kita lupa waktu di rumah Yauma, omongin hal-hal yang menurutku baru. Aku jadi ingin mendengarnya terus menerus. "jadi, dimana klimaknya?" aku yakin kalian mengingat kalimat ini.
Menjalani studi dengan masa studi selama ini membuatku menyadari banyak hal. Tentunya, ada saatnya aku mau gila, aku dipenuhi pemikiran negatif, dan lain-lain yang aneh-aneh. Sangat melelahkan.
Satu bulan terakhir sebelum ujian kompetensi dilaksanakan, aku sangat bersyukur karena bisa bersama mereka, ada saatnya main dan ada saat belajar sampai mampus. Apalagi pas di medan, memang belajar dari subuh ke subuh sampai mampus, saling mengajari, saling menjaga, dan saling curhat jangan lupa. Kampus USU makasi banyak sudah mau terima kami dengan baik.
____
"Sit, bajumu kaya jemuran." kata temanku.
Jujur saja, aku tidak marah, ya karena memang seperti itu. Warna jilbab, kemeja, rok, kaus kaki, dan sepatu beda semua, gimana nggak disebut jemuran. Ini adalah gaya pakaianku saat terlambat bangun pagi pas sekolah preklinik dulu. Anehnya, hampir setiap hari aku terlambat bangun karena bergadang menulis logbook yang nggak ada abis-abisnya. Funfactnya, logbookku tidak pernah benar-benar selesai hingga masa studi selesai.
Ketika masuk masa klinik, gaya pakaianku sudah lebih baik, maksudnya ada banyak teman-temanku yang memuji padu padan pakaianku meskipun pakaiannya itu itu saja.
Kuliah itu sudah ada aturan pakaiannya. Harus pakai baju berkerah, berkain, tidak boleh bahan jeans, jilbab segitiga, wangi, bersih dan rapi. Aku tidak punya perasaan untuk satu ini, ini tuntutan ya dijalankan saja.
Tapi mau tau nggak? aku paling suka gaya pakaianku waktu nongkrong. Itu adalah gaya favoritku.
___
Gimana ya meskipun angkatanku banyak kurangnya, tetapi aku sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari angkatan ini dan menjadi bagian dari mereka. Kita memang yang terbaik dalam membuat masalah dan alhamdulillahnya kita juga yang terbaik dalam menyelesaikannya. Tuhan maha baik.
Makasih banyak guys untuk selama ini, sedih karena kita harus berpisah. Kalian yang jauh sudah kembali ke kampung halaman kalian, sedangkan yang dekat, kita sudah jarang bertatap muka karena kita memiliki prioritas yang berbeda. Senangnya, kita sudah berhasil mencapai goal kita masing-masing setelah bertahun-tahun lamanya.
___
29.08.2023
Tertanda sebagai hari yang akan selalu diingat hingga nantinya, karena kita mau perempuan ataupun laki-laki takkan ada yang panggil "ibuk" atau "Pak", semuanya disamakan menjadi "Dok"
Ya Allah, berikanlah kemampuan untuk kami mempergunakan ilmu kami dengan baik dan dapat kembali meluruskan niat setiap harinya. Berikanlah kami kemampuan untuk merealisasikan niat baik kami. Berikanlah kemampuan agar kami dapat membantu pasien-pasien kami. Berikanlah kesehatan kepada guru-guru kami, orang tua kami, pasien-pasien kami, teman-teman kami dan kami sendiri. dan berkahilah dan ridhailah hidup kami. Aamiin ya rabbal 'alamin.
____
Dok, mohon berkahi ilmu-ilmu saya. Dok, mohon ridhai perjalanan panjang saya ini. Dok, mohon terus membimbing saya untuk kedepannya. Dok, Alhamdulillah saya bisa selesai sekolah setelah sekian purnama. Terimakasih banyak dokterr-dokter.